Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2010 – 2014, jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah terus mengalami penurunan secara significant. Masing-masing tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen), tahun 2011 (bulan Maret) sebanyak 424,39 ribu jiwa (15,83 persen), tahun 2011 (bulan September) sebanyak 433,66 ribu jiwa (16,04 persen), tahun 2012 (bulan Maret)sebanyak 420,05 ribu jiwa (15,40 persen), tahun 2012 (bulan September) sebanyak410,98 ribu jiwa (14,94 persen), tahun 2013 (bulan Maret) sebanyak 406,97 ribu jiwa(14,67 persen)dan untuk tahun 2013 (bulan September) sebanyak 400,41 ribu jiwa(14,32 persen) sedangkan untuk tahun 2014 (bulan Maret) sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen).
Penduduk miskin di Sulawesi Tengah keadaan September 2013 sebanyak 400,41ribu jiwa (14,32 persen) sedangkan keadaan Maret 2014 sebanyak 392,65ribu jiwa (13,93persen). Hal tersebut berarti tingkat kemiskinan turun sebanyak 7,76 ribu jiwa atau turun 0,39 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi terjadi pengurangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada periode September 2013–Maret 2014 sebesar 1,94persen. Selama periode September 2013 – Maret 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 2,71 ribu jiwa dan di daerah perdesaan berkurang sekitar 10,47 ribu jiwa.
Periode September 2013 – Maret 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,65 persen, yaitu dari Rp. 301.000,- per kapita per bulan pada September 2013 menjadi Rp.311.993,- per kapita per bulan pada Maret 2014.
Periode September 2013 – Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan penurunan dari 2,28 menjadi 2,18. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin mengecil artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun dari 0,53pada periode September 2013menjadi 0,52 pada periode Maret 2014, hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin mengecil.