Pada bulan September 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tengah mencapai 413,49 ribu orang (13,69 persen), berkurang sebesar 6,72 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2018 yang sebesar 420,21 ribu orang (14,01 persen).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar 10,15 persen turun menjadi 9,50 persen pada September 2018. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2018 sebesar 15,51 persen turun menjadi 15,41 persen pada September 2018.
Selama periode Maret 2018-September 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 1,19 ribu orang (dari 85,03 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 83,84 ribu orang pada September 2018), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 5,53 ribu orang (dari 335,18 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 329,65 ribu orang pada September 2018).
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2018 tercatat sebesar 76,14 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2018 yaitu sebesar 75,69 persen.
Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang, kue basah, gula pasir, telur ayam ras, cabe rawit, mie instan, dan kue kering/biskuit. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.